Merajut Waktu


Detik-demi detik bergulir meninggalkan waktu yang tak akan pernah kembali. Menjadi saksi amal dan torehan aksi dan sejuta kreasi. Amal apakah yang sudah engkau catatkan pagi ini ? Sudahkah kita menjadi pribadi-pribadi yang digambarkan oleh rasulullah SAW. Pribadi-pribadi yang selalu waspada berlalunya waktu dan tersianya massa tanpa diisi dengan hal-hal yang berguna. Karena waktu adalah sebagai penentu akan keberadaan dan eksistensi kita kelak di massa yang abadi. Massa dimana tidak akan adalagi ujian. Ketika tidak adalagi kerja keras, tidak adalagi kesakitan dan penderitaan, cibiran, rintangan, halangan, kesedihan, kelelahan, cemoohan.
Waktu dimana segala kenikmatan sebagai balasan kita dapatkan, melepaskan segala beban, mereguk segala kesenangan yang Allah SWT janjikan, dan melampiaskan segala keinginan-keinginan yang sempat tertunda ketika di dunya. Melepaskan segala kerinduan, menyelami kedalaman surga dan segala keindahan yang telah Allah SWT persiapkan untuk hamba-hambaNya yang telah bekerja keras, berjuang, bersungguh-sungguh, berkorban, bersusah-susah, menderita dan berupaya dengan sekuat tenaga.
Waktu inilah yang menentukan. Ketika ruh masih diizinkan bersatu dengan jasad, ketika waktu masih ditangan kita, ketika massa yang sangat berharga ini masih dihadiahkan Allah SWT untuk kita. Inilah saatnya, inilah waktunya. Masa untuk beraksi dan menoreh prestasi. Waktu untuk unjuk kompetensi. Waktu untuk berkarya dan berkarya. Karya-karya yang akan kita persembahkan sebagai wujud amal dan mahar untuk mengetuk pintu surga. Mahar untuk meminang segala kenikmatan.  Mahar untuk balasan tanpa batas yang dijanjika Allah SWT untuk kita. Semuanya kembali kepada kita, sang pemilik jasad yang dianugerahi batasan waktu. Sudahkah kita mengoptimalkannya? Jangan sampai kita tergolong pada orang-orang yang melalaikan waktu. Karena satu detik tak akan pernah kembali kepada kita.  Dan yang pastinya setiap detak waktu itu memiliki catatan makna bagi catatan amal kita. Memberi opportunity atas balasan yang akan kita peroleh kelak. Baikkah atau burukkah. Ketika kebaikan berarti kita sedang mengumpulkan pundi-pundi kenikmatan, bahkan sedang membangun kerajaan dan istana akhirat tempat peristirahatan nan abadi, namun jika sebaliknya..Sungguh Robb begitu ruginya. Amat meruginya diri. Setiap kejelekan akan memiliki balasan yang pasti. Namun kita berharap, diantara kumpulan-kumpulan waktu ini, hanya amal kebaikanlah yang mendominasi. Karena setiap insan juga memiliki kelemahan, kekurangan dan ketakberdayaan. Namun disanalah letak perjuangan. Menyulap waktu dengan segala kekurangan menjadi berkah amal yang bernilai tinggi disisiNya.
Cukuplah kita hendaknya diingatkan dengan ayat-ayat cinta dariNya, ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang keutamaan waktu. Bahkan sedemikian pentingnya waktu Allah SWT mengukuhkannya dalam salah satu surah yang bercerita tentang orang-orang yang dikelompokkan berdasarkan waktu . “Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menatapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran”.
Begitu juga dengan perkataan yang mulia  dari lisan Sang Kekasih, yang diriwayatkan oleh Turmudzi  hadits qudsi, “Pada setiap fajar ada dua malaikat yang berseru-seru: “Wahai anak Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak kembali lagi sehingga hari pengadilan”. Lihatlah saudaraku..bacalah dan renungkanlah..

Ditulis oleh

Muslim Society (Musisy) Adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Islam yang ada di Univeritas Internasional Batam yang Diresmikan Sejak Tahun 2012

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014 MUSISY.BLOGSPOT.COM Developed by WanpinBatam.com

Wanpin Batam